Laporan Perjalanan Filsafat Seni

 Laporan Perjalanan Filsafat Seni

Nama: Meuthya Angelica Firdausi

NPM: 202246500846

Kelas: R3K


Pada hari Rabu 18 Oktober 2023, saya mengunjungi pameran di Wisma Geha yang beralamat di Jl. M.H. Thamrin Jl. Timor No.25, RT.9/RW.4, Dukuh Atas, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350.

Berbagai lukisan dan karya dipanjang disini dengan sangat menarik dan memukau mata. Lukisan yang dipanjang hanya menjelaskan tentang siapa pembuat dan berapa ukuran kanvasnya, tidak detail dengan makna setiap lukisannya. Jadi lukisan dan karya disini sesuai dengan pemikiran para khalayak tergantung prefensi dan perseptif masing-masing individu.

Hasil Analisis 5 Karya 
Berdasarkan Teori, Aliran dan Pengalaman Estetika

1. Mengejar Kupu-kupu

             

Karya lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh Dayinta Wimala dengan menggunakan cat akrilik diatas kanvas berukuran 50x50 cm. Menurut saya karya bermakna tentang anak kecil yang mengenjar cita-cita yang dilihat saat dia berlari. Dayinta mengambil langkah kreatif yang unik dengan menggunakan pengalaman-pengalaman pribadinya sebagai fondasi dalam setiap karya yang ia hasilkan. Dalam proses berkarya, ia dengan penuh imajinasi dan pandangan pribadi yang khas, menggabungkan setiap elemen dari pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian, karya-karyanya bukan hanya mencerminkan jejak perjalanan hidupnya, melainkan juga menjadi medan ekspresi yang mengungkapkan imajinasi, pandangan, dan emosi yang khususnya milik Dayinta.

Untuk teori seninya menurut saya, karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman mempresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali dalam bentuk baru.

Lukisan ini merupakan aliran Naif Dekoratif atau masuk juga pada aliran Dadaisme, menampilkan lukisan yang kekanakan dan lucu-lucu seperti boneka. Aliran ini menekankan visual yang polos, mencerminkan sosok yang lugu dan suasana yang ceria. Pewarnaan pada lukisan didominasi dengan warna terang dan cerah yang menjadi ciri khas dari aliran ini. Karya-karya tersebut selalu berakar dalam pengalaman pribadi dan pandangan unik dari seniman. Mereka menghadirkan sudut pandang mereka tentang dunia sekitar mereka melalui lukisan mereka.

Menurut pengalaman estetika, karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Ekspresi, karena karya seni dianggap baik ketika eskspresi seniman dalam karya dapat mengudang imajinasi kita sendiri. Serta karya ini memiliki latar belakang dan tujuan yang jelas, sehingga karya berhasil mendapatkan pengalaman estetiknya.

Pada lukisan yang bertema mengejar kupu-kupu, menurut saya lukisan ini seperti seorang anak-anak yang berada di taman ( yang dapat dilihat dari warna hijau tua, warna hijau itu erat kaitannya sama alam yang asri dan segar, sehingga warna hijau memiliki makna pertumbuhan) dengan suasana yang cerah berawan yang diwarnai dengan biru putih. Sedangkan pada sosok anak kecil yang berambut merah ini terlihat mengenakan rok berwarna hijau muda dan alat penjaring kupu-kupu pada tangannya, dengan ekspresi wajah tersenyum bahagia. Dari lukisan yang saya amati ini, dapat disimpulkan bahwa lukisan ini begitu simple dan polos sesuai karakter anak kecil, dimana ketika anak kecil itu melakukan aktivitas yang sederhanapun seperti mengejar kupu-kupu, dia akan merasa kebahagian, aura anak kecil inilah yang dilukiskan agar penglihatnya dapat merasakan juga perasaan yang sama dengan anak kecil ini.

2. Romantisme

 

Karya lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh Ashraaf Asyahadan dengan menggunakan cat akrilik diatas kanvas berukuran 60x50 cm. Menurut saya karya ini merupakan replika dari lukisan monalisa yang dibuat oleh seniman Leonardo Da Vinci galam bentuk yang lebih berkreasi. Dalam setiap karyanya sebagai representasi yang hidup dari pemahaman mendalamnya tentang sejarah seni, serta dampak yang signifikan yang bisa diambil dari periode masa lalu ini. Melalui karya-karyanya yang menghadirkan elemen-elemen Renaissance, Ashraaf secara tidak langsung mengundang khalayak untuk merenung dan memahami perjalanan seni yang telah melalui transformasi dan evolusi selama berabad-abad.

Untuk teori seninya menurut saya, karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman mempresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali dalam bentuk baru.

Lukisan ini merupakan aliran fauvisme, yang dimana aliran seni lukis yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya. Contohnya di bagian muka yang dibuat berbeda dengan lukisan aslinya, yang sangat detail akan eskpresi mukanya seperti manusia. Pemilihan warna yang dipakai terang dan cerah serta tidak lagi disesuaikan dengan warna yang ada di lapangan, akan tetapi mengikuti hati dan keinginan pelukis.

Menurut pengalaman estetika, karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Ekspresi, karena karya seni dianggap baik ketika eskspresi seniman dalam karya dapat mengudang imajinasi kita sendiri. Serta karya ini memiliki latar belakang dan tujuan yang jelas, sehingga karya berhasil mendapatkan pengalaman estetiknya.

Menurut saya karya ini memiliki keunikan dan ciri khas pada bagian ekspresi mata dan bentuk bibirnya yang mana setiap lukisan milik Ashraaf Asyahadan, bentuk ekspresinya tidak berubah disetiap karyanya. Pemilihan warna pada lukisan membuat kita tertarik dan tidak bosan melihatnya, replika dari lukisan ini cukup menarik karna sangat berbeda dari lukisan aslinya, yang mana teknik dan goresan pada lukisan yang dibuat mirip aliran dekoratif yang mana lusan ini seperti anak-anak dan mudah dipahami oleh pengemat lukisan.

3. Fortune Caller

 

Karya lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh  Eba Catra Nimpuna dengan menggunakan cat akrilik diatas kanvas berukuran 100x100 cm. Karya-karyanya dengan latar belakang pemikiran yang mendalam, memfokuskan esplorasi seninya pada beragam aspek dalam perjalanan kehidupan manusia. Ia berusaha menggali makna serta kompleksitasnya yang melekat dalam setiap fase kehidupan dan dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam perjalanan kehidupan manusia. Dengan melibatkan dirinya secara mendalam dalam pemikiran ini, ia berusaha menggambarkan dengan jelas bagaimana kehidupan manusia dipenuhi perubahan, tantangan dan pengalaman yang membentuk siapa kita sepanjang perjalanan hidup ini.

Untuk teori seninya menurut saya, karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman mempresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali dalam bentuk baru.

Lukisan ini merupakan aliran Naif Dekoratif atau masuk juga pada aliran Dadaisme, menampilkan lukisan yang kekanakan dan lucu-lucu seperti boneka. Aliran ini menekankan visual yang polos, mencerminkan sosok yang lugu dan suasana yang ceria. Pewarnaan pada lukisan didominasi dengan warna terang dan cerah yang menjadi ciri khas dari aliran ini. Karya-karya tersebut selalu berakar dalam pengalaman pribadi dan pandangan unik dari seniman. Mereka menghadirkan sudut pandang mereka tentang dunia sekitar mereka melalui lukisan mereka.

Menurut pengalaman Estetika, karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Formalisme karena, karya ini menciptakan relasi formal bagi dirinya sendiri. Formalisme mengabaikan who, what, dan why dari penglihatan orang awam. Meskipun formalisme dianggap bersifat elitis, namun karya ini menciptakan emosi estetis yang berbeda. Emosi estetis tersebut muncul dari abstraksi goresan tulisan kursif, garis-garis yang terputus, dan pola-pola baru yang tercipta. Karya ini indah karena merupakan ekspresi otentik dari sang seniman. Emosi keindahan ini tidak dapat dideskripsikan oleh audience, seakan-akan membawa audience ke dimensi lain.

Menurut saya lukisan ini merupakan replikasi dari kartun The Fairly OddParents dan maneki Neko dari jepang yang dibuat sekreatif seniman. Goresan garis, teks, dan bentuk lukisan lainnya menambah daya tarik dari lukisan ini.

4. World Famous Artist 1

 \

Karya lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh Bagus Pecut Sumatri dengan menggunakan cat akrilik diatas kanvas berukuran 50x50 cm. Karya-karya Pecut merupakan sebuah pengungkapan kejujuran yang mendalam; ia mewujudkan apa yang ia alami dan rasakan sebagai individu, dengan setiap sentuhan kuasnya yang menggoreskan makna serta emosi yang terkandung dalam dirinya di atas kanvas. Dalam setiap karyanya, Pecut tidak hanya mencerminkan aspek teknisnya yang berkembang dengan baik, melainkan juga menyediakan pandangan intim ke dalam perasaan, pemikiran, dan pengalaman pribadinya, membuka jendela yang transparan ke dalam batin seniman dan memungkinkan khalayak untuk merasakan koneksi yang mendalam dengna setiap lukisan.

Untuk teori seninya menurut saya, karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman mempresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali dalam bentuk baru.

Lukisan ini merupakan aliran Ekspresionisme merupakan aliran seni lukis yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).

Menurut pengalaman estetika, karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Ekspresi, karena karya seni dianggap baik ketika eskspresi seniman dalam karya dapat mengudang imajinasi kita sendiri. Serta karya ini memiliki latar belakang dan tujuan yang jelas, sehingga karya berhasil mendapatkan pengalaman estetiknya.

Menurut saya lukisan ini menggambarkan tentang seseorang yang mengalami depresi dan tekanan dari berbagai arah yang disimbolkan melalui duri dan betuk bulat ibarat penyakit di tubuhnya, akan tetapi dia menemukan cahaya atau jalan keluar dari semua masalah tersebut yang digambarkan melalui mata yang ingin dirahi menggunakan tangan.

5. Dialogue

Karya lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh Dikco Ayudya dengan menggunakan cat akrilik diatas kanvas berukuran 120x100 cm. Dikco tentang pengalaman awalnya ketika ia pertama kali memulai perjalanannya sebagai seniman, bagaimana ia menghadapi tantangan-tantangan yang datang, serta bagaimana antusiasme dan keingintahuannya membimbing langkah-langkahnya dalam mengembangkan proses seninya. Karya-karya Dicko adalah paparan kisah yang menggambarkan perjalanan pribadi seorang seniman yang sedang mencari jati diri dalam dunia seni.

Untuk Teori seninya menurut saya, karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru.

Lukisan ini merupakan aliran Surealisme yaitu aliran yang erat hubungannya dengan dunia fantasi,
seakan-akan kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme seringkali mempunyai bentuk atau lukisan yang tidak logis / seperti khayalan.

Menurut pengalaman Estetika, karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Formalisme karena, karya ini menciptakan relasi formal bagi dirinya sendiri. Formalisme mengabaikan who, what, dan why dari penglihatan orang awam. Meskipun formalisme dianggap bersifat elitis, namun karya ini menciptakan emosi estetis yang berbeda. Karya ini indah karena merupakan ekspresi otentik dari sang seniman. Emosi keindahan ini tidak dapat dideskripsikan oleh audience, seakan-akan membawa audience ke dimensi lain.

Menurut saya lukisan ini seperti menggambar jati diri seniman yang sedang memulai karirnya di dunia seni, dilihat dari lukisannya seniman ini sedang menangis memikirkan lukisan apa yang menjadi ciri khas dia, tantangan yang dihadapin dan ketidak pastian membuat seseorang pada gambar tersebut overthingking dan meluapkan emosinya . pemilihan warna yang mencolok dan bervariasi mengungkapkan isi hati seniman. 

Kesimpulan: 
Karya-karyanya dengan latar belakang pemikiran yang mendalam, memfokuskan esplorasi seninya pada beragam aspek dalam perjalanan kehidupan manusia. Dengan ini maka saat kita menganalisis sebuah karya diperlukan pengetahuan dan pengalaman baik teori, aliran maupun pengalaman estetika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOVE BEAUTY AND PLANET

BE YOURSELF

Perbandingan 30 Artikel meliputi objek, teori/pendekatan, analisis, dan kesimpulan